Industri otomotif di Indonesia pernah mengalami kejayaan di tahun 2009–2012. Thanks to commodity boom.
Dalam periode tersebut, harga CPO meningkat ±70%, minyak bumi (brent) meningkat ±100% dan batu bara ±43%. Peningkatan harga CPO dan batu bara yang menjadi komoditas andalan kita memberikan efek positif pada spending power masyarakat.
Bisa teman-teman lihat bagaimana penjualan tahunan mobil dan motor baru meningkat signifikan.
But no party last forever.
Harga komoditas mulai terkoreksi dan masa kejayaan belum terulang lagi sampai sekarang.
Jika ditarik garis lurus, industri otomotif dalam trend yang menurun selama 10 tahun terakhir. Kondisi juga semakin diperkeruh oleh pandemi COVID-19.
Bisnis pembiayaan ADMF yang sangat bergantung pada industri otomotif pun kena imbasnya. Piutang pembiayaan ADMF stagnan sejak tahun 2013.
ADMF melakukan beberapa upaya untuk mengakali bisnisnya yang sedang stagnan.
#1: Downsizing
Bisnis multifinance adalah bisnis yang padat karya, terutama di bagian agen/sales.
Dulu, jumlah karyawan ADMF hampir mencapai 30 ribu orang yang sekitar 40–50% diantaranya merupakan bagian sales & distribution.
Industri otomotif yang lesu membuat ADMF harus mengurangi jumlah sales force dan jaringan usahanya.
Yuk Lanjut Baca
INVESTABOOK Insight
Langganan & Akses 250+ Insight Lainnya
Jika sudah berlangganan, kamu bisa login di sini!