Bagi sejumlah analis, dividend trap didefinisikan sebagai penurunan harga saham senilai atau lebih besar dari nominal dividen per saham setelah cum date (hari pencatatan penerima dividen). Jika mengikuti definisi tersebut, Adira Dinamika Multi Finance (ADMF) adalah salah satu contoh yang paling paripurna.
Sejak cum date tanggal 7 April, harga saham ADMF turun dua hari berturut-turut, dari Rp 8.850 menjadi Rp 7.975. Jadi, pelaku pasar yang membeli saham ADMF pada tanggal cum date akan langsung mengalami floating loss, meskipun mendapatkan dividen. Karena dividen per saham yang didapatkan sebesar Rp 607, sedangkan penurunan harga saham ADMF mencapai Rp 875.
Pola ini telah berlangsung selama kurang lebih 11 tahun terakhir. Harga saham ADMF turun, bahkan terkadang hingga menyentuh batas maksimal penurunan (Auto Reject Bawah) yang dulu sebesar 20-35%, setelah cum date.
Apa arti pola ini bagaimana investor jangka panjang? Mengapa INVESTABOOK tetap memasukkan ADMF yang selama ini hanya menjadi sapi perah Bank Danamon (BDMN) dalam watchlist saham compounder?
Mari kita bahas!
Yuk Lanjut Baca
INVESTABOOK Insight
Langganan & Akses 250+ Insight Lainnya
Jika sudah berlangganan, kamu bisa login di sini!