Sejak pandemi COVID-19 di awal tahun 2020, kondisi perekonomian Indonesia bergerak volatil dan tidak menentu bak roller coaster. Perlambatan ekonomi, pembatasan aktivitas sosial, kebijakan pemerintah yang sering berubah, gejolak kurs mata uang USD dan varian COVID-19 yang terus bermunculan sangat berdampak pada perilaku berbelanja masyarakat.
Perubahan consumer confidence index yang stabil sebelum pandemi dan saat pandemi sangat merncerminkan perilaku berbelanja masyarakat 2 tahun terakhir ini.
Di tengah pandemi yang sangat mempengaruhi perilaku belanja masyarakat, kira-kira bagaimana ya kinerja AMRT, Indomarco Prismatama (IMP) dan modern market lainnya?
Dari 5 perusahaan modern market, ternyata AMRT (Alfamart dan MIDI), IMP (Indomaret) dan RANC (Ranch dan Farmer Market) tetap menunjukkan pertumbuhan top line bisnisnya selama pandemi berlangsung.
For your information, IMP adalah entitas asosiasi di bawah PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET). Meskipun IMP masih perusahaan tertutup, tetapi sebagian data finansialnya tercatat di laporan keuangan DNET.
Sedangkan HERO (Hero, Giant, Ikea dan Guardian) dan MPPA (Hypermart, Boston dan Foodmart) mengalami penurunan yang sangat penjualan yang sangat signifikan. Bahkan HERO harus menutup seluruh gerai Giant-nya secara permanen.
Tetapi ternyata secara bottom line bisnisnya, di saat AMRT dan IMP mulai comeback, RANC malah mengalami penurunan signifikan. Bahkan laba bersihnya lebih rendah sebelum pandemi.
Apa yang membuat kinerja AMRT dan IMP berbeda dengan perusahaan modern market lainnya? Seperti apa alur bisnis yang dijalankan AMRT dan IMP? Bagaimana prospek dan resiko bisnis ke depannya?
Yuk Lanjut Baca
INVESTABOOK Insight
Langganan & Akses 250+ Insight Lainnya
Jika sudah berlangganan, kamu bisa login di sini!