Story yang sama seperti SIDO dan META kembali terulang, kali ini gilirannya ARNA. Perusahaan yang biasanya beat the expectation mengalami penurunan kinerja.
Rapor ARNA yang biasanya berwarna hijau, kali ini menunjukkan warna merah. Penjualan dan laba bersih 6M 2023 menurun -9.8% dan -20.3%.
Penurunan harga sahamnya menunjukkan mood Mr. Market yang seketika berubah menjadi pesimis terhadap kinerja ARNA ke depannya.
Apa yang sebenarnya terjadi pada ARNA? Apakah kinerja ARNA bisa kembali meningkat?
ARNA The Outlier
ARNA selalu mengusahakan ubin keramik yang dijualnya adalah yang termurah di pasaran, termasuk produk premium-nya. Strategi ini membuat ARNA tidak bisa sembarangan menaikkan harga jual produknya.
Terbukti average selling price (ASP) hanya bertumbuh setara CAGR 2.5% dalam 7 tahun terakhir.
Konsekuensinya, kinerja bisnis menjadi sangat bergantung pada volume penjualan.
Honestly, volume penjualan ARNA selama ini sudah lebih dari kata hebat, sangat outperform market nasional.
Tahun 2015 sampai 2021—di tengah gempuran produk impor Cina, konsumsi nasional yang naik turun dan rendahnya pertumbuhan imbas sektor properti yang juga lesu—ARNA masih bisa konsisten meningkatnya volume penjualannya.
Mentok, Lalu Turun
Perjuangan kapal ARNA menempuh badai akhirnya karam juga. Volume penjualan 2022 turun -1.6%.
Penurunan volume penjualan semakin parah di tahun 2023 ini.
Yuk Lanjut Baca
INVESTABOOK Insight
Langganan & Akses 250+ Insight Lainnya
Jika sudah berlangganan, kamu bisa login di sini!