Sejak tahun 2015, industri otomotif Indonesia sedang mengalami fase pelemahan. Penjualan mobil secara wholesale (dari pabrikan ke dealer) di Indonesia belum pernah lagi mencapai rekor all time high-nya pada tahun 2013 sebesar 1,23 juta unit.
Namun, pelemahan industri otomotif tersebut memberi dampak berbeda bagi dua perusahaan komponen otomotif di Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) dan PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM).
Dalam lima tahun terakhir, tercatat Return on Equity (ROE) AUTO tidak pernah mencapai angka double digit. Karena pandemi COVID-19 pada tahun 2020, AUTO nyaris mengalami kerugian.
Sebaliknya, SMSM tetap mampu mempertahankan ROE >20% bahkan di kala pandemi sekali pun.
Mengapa nasib kedua perusahaan tersebut berbeda? Apa yang membuat kinerja SMSM bisa tetap tangguh dan cantik di tengah pelemahan industri otomotif dan pandemi?
Kinerja AUTO VS SMSM
Tahun 2015 menjadi tahun yang sulit bagi perusahaan-perusahaan di industri otomotif. Pasalnya, industri ini terkena dampak dari pelemahan ekonomi yang menyebabkan penjualan otomotif mengalami penurunan. Penjualan kendaraan yang turun tentu saja akan berpengaruh pada penjualan komponen otomotif yang dimiliki AUTO.
Penjualan komponen otomotif dari AUTO turun hingga mengakibatkan laba bersihnya mengalami penurunan yang cukup tajam. Tercatat, laba bersih AUTO turun hingga 63% sepanjang tahun 2015. Hasilnya, harga sahamnya pun turut anjlok hingga 60% pada tahun tersebut.
Hingga saat ini, AUTO masih belum mampu kembali ke kinerja cantiknya sebelum tahun 2015. ROE AUTO tidak lagi pernah mencapai angka double digit.
Terakhir kali AUTO meraih double digit adalah di tahun 2013 sebelum terjadinya pelemahan industri otomotif.
Kinerja AUTO sempat membaik dalam 5 tahun terakhir yang mana ROE-nya terus mengalami peningkatan, namun munculnya virus COVID-19 semakin memperburuk keadaan. AUTO hampir mengalami kerugian di tahun 2020 akibat penurunan daya beli dan resesi.
Berbeda dengan AUTO, meski laba bersihnya turun 16% pada tahun 2020, SMSM tetap mampu menghasilkan ROE > 20%.
SMSM juga ikut terdampak dari pelemahan yang terjadi pada dunia otomotif. Tercatat ROE SMSM terus mengalami penurunan sejak tahun 2015 bahkan hingga 2020. Padahal dari tahun 2010-2014, kinerja SMSM tumbuh sangat baik terlihat dari ROE-nya yang konsisten meningkat.
Meskipun ROE SMSM terus turun dalam lima tahun terakhir, namun kinerjanya masih dikategorikan cukup baik dibandingkan perusahaan di sektor yang sama. Pasalnya, SMSM tetap mampu mempertahankan ROE > 20%. Hal yang sangat sulit dicapai oleh perusahaan lain.
Lantas, apa yang berbeda antara AUTO dan SMSM? Bukankah keduanya sama-sama menjual komponen otomotif?
Yuk Lanjut Baca
INVESTABOOK Insight
Langganan & Akses 250+ Insight Lainnya
Jika sudah berlangganan, kamu bisa login di sini!