Selalu rekap laporan keuangan!
Pasti akan ada clue, kejanggalan, jawaban dan pertanyaan ketika kita merekap laporan keuangan satu emiten.
Ini yang saya temukan saat merekap laporan keuangan AVIA.
Awal bulan Desember 2021, AVIA melakukan IPO dengan nilai IDR5.77 triliun. Nilai IPO yang tergolong besar.
Tercatat per akhir Desember 2021, sekitar IDR4.84 triliun atau 84% dari dana IPO tersebut diparkirkan di obligasi pemerintah.
Hal yang normal menurut saya karena ekspansi dilakukan bertahap, tidak semua dana langsung di-spend.
Tapi data di tahun-tahun selanjutnya menimbulkan pertanyaan.
Apakah teman-teman juga melihat keanehannya?
Dana IPO yang diparkirkan di obligasi pemerintah, selama periode Desember 2021–September 2023, sudah berkurang hampir IDR2 triliun.
Tapi nilai aset tetap terlihat stagnan dan tidak ada peningkatan yang signifikan.
Capex tahunan memang terlihat meningkat seiring dimulainya pembangunan pabrik ke-3 di Cirebon, tapi nilainya tidak mencapai IDR2 triliun tersebut.
Kemana larinya IDR2 triliun tersebut?
Saya cek kembali informasi penggunaan dana IPO di prospektus.
Seperti ini singkatnya:
Budget pembangunan pabrik Cirebon sebesar IDR750 miliar, kurang lebih sesuai dengan yang dialokasikan dari dana IPO.
Lalu saya cek modal kerja dan utang AVIA.
Jika IDR2 triliun tadi sesuai dengan rencana penggunaan, maka logikanya kita akan melihat peningkatan persediaan, penurunan utang usaha dan/atau penurunan nilai utang yang signifikan.
Bisa teman-teman lihat, nilai perseidaan memang meningkat, tapi di offset oleh peningkatan utang usaha. Nilai utang berbunga pun hampir 0, tidak ada tunggakan sampai ratusan miliar.
IDR2 triliun dana IPO tidak lari ke modal kerja.
Di saat yang sama saat melihat perincian penggunaan dana IPO, muncul pertanyaan baru lagi di kepala saya.
“Perasaan balance sheet AVIA sebelum IPO udah bagus, aman-aman aja, ga perlu suntikan modal sampe IDR4 triliun. Utang juga ga ada.”
Beda cerita kalau sebagian besar aset AVIA didanai dari leverage dan sedang low on cash. Misal kas 3%, utang usaha 20%, utang berbunga 35%. Ini baru perlu suntikan dana IPO untuk memperkuat balance sheet.
Yuk Lanjut Baca
INVESTABOOK Insight
Langganan & Akses 250+ Insight Lainnya
Jika sudah berlangganan, kamu bisa login di sini!