AWS, Azure & GCP dalam Growth Story Cloud

Cloud telah menjadi dasar dalam segala digitalisasi. Pertumbuhannya bahkan mencapai dua digit dalam beberapa tahun terakhir. Siapa yang menjadi juara dalam layanan ini?

Netflix saat ini memiliki gudang data yang berisi ratusan petabyte data. Dalam 1 petabyte (PB) terdapat 1.024 TB, atau sekitar 1 juta GB. Netflix memang tidak menyebutkan angka pasti, namun jika kita asumsikan jumlah data tersebut sebesar 100 petabyte “saja,” maka setidaknya dibutuhkan 102.400 hard drive berukuran 1 TB untuk menyimpan data tersebut, dan data ini terus bertambah mencapai ukuran terabyte setiap harinya.

Dapat dibayangkan seberapa sulitnya untuk mengontrol data-data tersebut, terlebih Netflix setidaknya butuh beberapa tempat di dunia untuk meletakkan pusat data nya untuk men-support model bisnis mereka sebagai penyedia layanan video streaming.

Hal ini lah yang kemudian mendasari Netflix mengalihkan gudang data mereka dari on premise menuju cloud.

Cara kerja teknologi cloud computing cukup sederhana. Komputasi awan menjadikan internet sebagai pusat penyimpanan dan pengelolaan data. Selanjutnya, perangkat yang digunakan untuk mengakses cloud storage harus mempunyai koneksi dan jaringan internet. Setelah terhubung, user sudah bisa menggunakan teknologi ini.

Mengukur Kekuatan Pilar-pilar Solusi MTDL

Dengan menggunakan layanan cloud, Netflix dapat lebih fokus pada inti dan model bisnis mereka dibandingkan harus mengatur dan menjaga pusat data sendiri. Namun Cloud bukan hanya sebatas penyimpanan data. Cloud saat ini juga menyediakan layanan Big Data.

Big Data sendiri merupakan sekumpulan set data yang sangat besar dan kompleks. Dalam kasus Netflix, mereka juga menggunakan layanan cloud untuk memproses Big Data yang bertujuan membuat rekomendasi film bagi pelanggan mereka di seluruh dunia.

Perbedaan rekomendasi film di Netflix
Perbedaan pilihan film pada 2 user yang berbeda

Menurut Netflix, sekitar 75% penayangan di platform mereka didorong oleh algoritma rekomendasi yang dipersonalisasi. Netflix mengumpulkan berbagai data untuk membuat profil detail tentang pelanggannya.

Netflix mengumpulkan interaksi pelanggannya seperti mengetahui waktu dan tanggal pengguna menonton film, perangkat yang digunakan, jika film dijeda, apakah mereka melanjutkan menonton? Judul film apa yang mereka cari? Apa adegan yang mungkin dilihat orang berulang kali?

Dengan data ini Netflix dapat membuat profil rinci tentang penggunanya. Keseluruhan proses yang melibatkan banyak variabel data, baik terstruktur maupun tidak terstruktur ini kemudian melibatkan cloud dalam menyimpan dan memproses data pada arsitektur IT yang sudah tersedia pada layanan cloud.

Ini baru sebagian dari kisah penerapan cloud yang telah merevolusi cara kerja organisasi dalam perkembangan era teknologi digital. Ketika biaya komputer meningkat karena arsitektur yang kompleks dan menghalangi organisasi menggunakan teknologi yang canggih, cloud menawarkan solusi berbagi sumber daya, infrasturktur, middeware dan platform aplikasi untuk nilai tambah bisnis.

Saat ini setidaknya ada 360 provider dan 550 layanan platform cloud di seluruh dunia, dan ada 3 provider cloud terbesar saat ini, yaitu AWS (Amazon Web Service) milik Amazon (AMZN), Microsoft Azure milik Microsoft (MSFT), dan GCP (Google Cloud Platform) milik Alphabet (GOOGL)

Layanan cloud terbesar saat ini

Sebenarnya apa yang membedakan ketiga layanan cloud ini? Siapa yang memenangkan pertandingan cloud saat ini? Dan kedepannya, apakah persaingan cloud akan berubah?

Yuk Lanjut Baca

INVESTABOOK Insight

 

Langganan & Akses 250+ Insight Lainnya

Jika sudah berlangganan, kamu bisa login di sini!

 

Jeffry Shandy

Author & Equity Investor.

Bagikan dan Diskusikan

Telegram
WhatsApp
Twitter
Facebook
0 0 votes
Rating Analisis
Subscribe
Notify of

Insight Menarik Lainnya

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x

Rekap Laporan Keuangan Sudah Terkirim!

Silahkan cek email kamu!