Harga saham MARK sudah turun 55% dari harga tertingginya di level Rp 1.300an pada awal Februari 2022. Namun, di saat yang sama, laba per saham atau earning per share (EPS) MARK anjlok 74% di TTM Q2 2023 dibanding full year 2021.
Efeknya, meski harganya sudah turun banyak, PE ratio-nya justru nampak mahal. PE ratio MARK meningkat dari 14-15x di februari 2022 menjadi saat ini 22x.
Namun, PE ratio yang membandingkan antara harga per lembar di pasar dengan EPS 12 bulan terakhir akan menjebak jika earning-nya sedang dalam kondisi abnormal. Bisa jadi abnormal ke atas maupun abnormal ke bawah.
Pertanyaannya, berapa EPS wajar MARK yang mewakili earning power-nya saat ini?
Apakah MARK mampu kembali meraih EPS seperti di era pandemi?
Berapa nilai yang bisa MARK hadirkan untuk pemegang sahamnya di masa depan?
Mari kita bahas!
Yuk Lanjut Baca
INVESTABOOK Insight
Langganan & Akses 250+ Insight Lainnya
Jika sudah berlangganan, kamu bisa login di sini!