Tak bisa dipungkiri bahwa Microsoft (MSFT) merupakan salah satu perusahaan teknologi terbesar yang ada pada saat ini. Microsoft telah banyak membuat produk yang sukses. Selama bertahun-tahun, pola kerja standar telah jelas, komunikasi dilakukan dengan konten yang sebagian besar adalah berupa dokumen, lembar bentang, dan presentasi.
Kira-kira apa software yang dipakai untuk membuat konten tersebut? Kami yakin sebagian besarnya pasti menggunakan produk Microsoft yaitu Office, Microsoft Word, Excel dan Power Point. Dan kira-kira apa sistem operasi yang dipakai sebagian besar orang untuk menjalankan komputer nya? Kami juga yakin sebagian besarnya adalah Windows. Microsoft telah menjadi share of mind dalam produk software.
Hal ini terjadi karena produk MSFT telah melekat sejak dulu hingga sekarang. Coba ingat kembali pelajaran komputer/TIK sewaktu SD, materi dan prakteknya pasti menggunakan Windows sebagai sistem operasi komputer, sedangkan Office pasti dipakai sebagai lembar kerja standar untuk mengelola kata, angka maupun presentasi.
Entah itu produk Windows atau Office yang asli atau bajakan, kita telah bergantung pada produk MSFT untuk melakukan pekerjaan dan produktivitas pribadi. Walaupun tersedia beberapa subtitusi berupa Libre atau G Suite milik Google, tampaknya sebagian besar dari kita sudah terlalu melekat dengan produk Office milik MSFT.
Oleh karena itu, ketangguhan dan moat yang dimiliki MSFT dalam sistem operasi dan layanan Office membuat MSFT dapat memiliki ROE yang luar biasa dalam 10 tahun terakhir.
Namun MSFT bukan hanya Windows dan Microsoft Office saja. Seiring perubahan tren IT dan transformasi digital pada berbagai hal yang menuju ke arah komputasi awan atau yang lebih sering disebut cloud, dimana akses online menjadi penggerak utamanya, MSFT juga mengalami perubahan dan transformasi.
Windows dan Office yang dulunya menjadi ujung tombak pendapatan MSFT, kini harus “rela” tergeser karena pendapatan MSFT saat ini didominasi lewat produk layanan berbasis cloud.
Perubahan pergeseran pendapatan MSFT ini menghasilkan banyak pertanyaan. Selama ini mereka dikenal karena Windows dan Office nya, ke mana arah perubahan MSFT?
Apalagi MSFT melakukan beberapa kebijakan langka terhadap bisnisnya, terutama Windows. Salah satunya adalah pengguna Windows bisa mendapatkan upgrade pada Windows 10 dan 11 secara gratis. Bahkan di China, pengguna OS Windows bajakan bisa mendapatkan Windows 10 secara cuma-cuma.
Ada apa dengan Microsoft? Bukannya selama ini pendapatan mereka lewat penjualan lisensi Windows dan Office?
Hal ini terjadi karena MSFT telah melakukan kebijakan yang “agak lain” dari sebelumnya.
Microsoft mulai bergeser dari proprietary culture menuju open source culture, kejadian ini menjadikannya Black Swan dalam bisnis MSFT.
Teori Black Swan adalah peristiwa yang tidak terduga dan sangat langka. Teori Black Swan pertama kali ditulis oleh Nassim Nicholas Taleb yang mengemukakan bahwa Black Swan adalah peristiwa yang tidak dapat diramalkan, memiliki dampak yang besar, dan setelah terjadi seolah-olah mudah untuk dijelaskan.
Mengapa disebut Black Swan? Black Swan yang berarti angsa hitam merupakan sebuah frasa yang diucapkan pada masa romawi abad ke 2. Ungkapan tersebut mengarah sebagai ungkapan dan simbol “ketidakmungkinan”. Awalnya orang meyakini bahwa angsa hanya mempunyai bulu yang berwarna putih. Maka jika ada yang berbulu hitam, ini dianggap sebagai variabel dari ketidakmungkinan.
Ketidakmungkinan ini kemudian terjawab pada tahun 1697 setelah seorang penjelajah belanda Bernama Willem de Vlamingh menemukan angsa hitam di wilayah Australia Barat. Hal tersebut memunculkan kesimpulan, suatu kemustahilan punya potensi disangkal dan dibuktikan kebenarannya.
Sejak lahir di dunia, seluruh produk MSFT pada dasarnya berbayar. Siapa yang menyangka dan dapat meramalkan bahwa Microsoft yang sangat menutup rapat-rapat rahasia bisnisnya untuk monetisasi dalam bentuk lisensi, kini lebih terbuka dan “gratis”?
Tak cuma itu, MSFT bahkan bersedia melepaskan berbagai paten yang merupakan sumber pendapatan mereka sebelumnya.
Biasanya, peristiwa Black Swan menyebabkan penurunan drastis pada suatu bidang ekonomi dan berdampak negatif. Perubahan menjadi open source jelas berdampak signifikan pada bisnis MSFT, apalagi keputusan ini menyebabkan penurunan pendapatkan pada segmen lisensi. Namun apakah Black Swan pada MSFT memang benar-benar membawa dampak buruk bagi MSFT?
Yuk Lanjut Baca
INVESTABOOK Insight
Langganan & Akses 250+ Insight Lainnya
Jika sudah berlangganan, kamu bisa login di sini!