BTPS Q3 2023: Di Jalur yang Tepat

Laba BTPS Q3 2023 memang turun 24%. Tapi indikator lain justru menunjukkan BTPS telah berada di jalur yang tepat untuk pulih.

Laporan keuangan BTPS Q3 2023 telah dirilis dan hasilnya lebih buruk dibanding ekspektasi pasar. Hal ini terlihat dari penurunan harga saham BTPS yang signifikan sejak laporan keuangannya rilis pada hari Kamis (19/10).

Dari level Rp 1.800-1.900 ke level di bawah Rp 1.600. Lebih rendah dibanding harga saham BTPS saat virus pandemi COVID-19 mulai melanda pasar saham di Maret 2023.

Namun, revisi ekspektasi pelaku pasar yang makin pesimis pada prospek BTPS tersebut tidak akan memberi kita informasi apapun, sebelum kita membandingkannya dengan fundamental BTPS itu sendiri.

Ada tiga indikator kunci yang bisa kita lihat di laporan keuangan kuartalan:

  1. Pertumbuhan Laba Bersih
  2. Return on Equity (ROE)
  3. Pertumbuhan Pendapatan

Hingga 9M 2023, BTPS mampu menghasilkan laba bersih Rp 1 triliun, turun 24% dari laba bersih di 9M 2022.

Dalam 12 bulan terakhir, laba bersih BTPS ada di level Rp 1,46 triliun. Masih tumbuh sedikit jika dibandingkan dengan laba bersih 2019 sebesar Rp 1,4 triliun dan tumbuh 70% jika dibandingkan dengan laba 2020 sebesar Rp 855 miliar.

Baik atau buruk, tergantung pembanding yang kita gunakan.

Karena itulah, kita juga perlu mengecek ROE. Apakah laba bersih yang dihasilkan sepadan dengan ekuitas yang diberikan oleh pemegang saham.

Laba Rp 1,46 triliun dihasilkan dari ekuitas Rp 8,7 triliun. ROE 17%. Masih di level yang cukup bagus, meskipun sebelumnya pernah lebih bagus, di level 20-26%.

Pendapatan operasional BTPS pada 9M 2023 sebesar Rp 3,6 triliun, naik 4% dibanding 9M 2022 sebesar Rp 3,5 triliun.

Dalam 12 bulan terakhir, BTPS juga masih terus mencetak all time high pendapatan operasional di level Rp 5,2 triliun.

Artinya, penurunan laba bersih BTPS hanya disebabkan oleh faktor peningkatan beban, terutama beban pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN).

Secara umum, penurunan laba bersih yang berasal dari peningkatan beban biasanya bersifat temporer. Termasuk beban pembentukan CKPN.

Namun, untuk punya judgement soal kapan normalisasi beban akan terjadi, kita harus menganalisisnya lebih dalam.

Memahami bagaimana bisnis tersebut bekerja dan faktor kunci apa saja yang mempengaruhi struktur biayanya.

Saya sebenarnya sudah mengulas tentang model bisnis BTPS dan potensi pemulihannya ke depan.

Pembahasan kali ini akan lebih banyak memberi update perkembangan berdasarkan informasi terbaru di laporan keuangan BTPS Q3 2023. Jadi, sebelum lanjut baca, ada baiknya kamu baca dua artikel terkait sebelumnya.

Yuk Lanjut Baca

INVESTABOOK Insight

 

Langganan & Akses 250+ Insight Lainnya

Jika sudah berlangganan, kamu bisa login di sini!

 

Alfisyahrin

Investor aktif sejak 2018. Suka ngulik data dan mengenali pola sejak kuliah di Sosiologi Universitas Indonesia. Percaya tentang pentingnya kualitas dalam berbagai urusan, termasuk dalam investasi. Sangat tertarik pada titik temu antara keuangan, media, dan teknologi.

Bagikan dan Diskusikan

Telegram
WhatsApp
Twitter
Facebook
0 0 votes
Rating Analisis
Subscribe
Notify of

Insight Menarik Lainnya

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x

Rekap Laporan Keuangan Sudah Terkirim!

Silahkan cek email kamu!