Cara Mudah Membuat Catatan Keuangan Pribadi

Bebas finansial? Pensiun muda? Coba cek keuangan pribadi kamu apakah sudah sehat atau belum. Intip cara mudah membuat catatan keuangan pribadi di sini!

Dalam 2 tahun terakhir, jumlah investor lokal meningkat dan pandemi COVID-19 pun menyadarkan orang-orang pentingnya asuransi. Tetapi sepertinya membuat catatan keuangan pribadi masih sering diabaikan sebagian besar orang.

Duh, kok gaji gua tiap bulan abis terus ya. Padahal ga berasa boros”, kata si Ember.

si Ember
Cara Mudah Membuat Catatan Keuangan Pribadi

“Gajian, bayar cicilan, gajian lagi, bayar cicilan lagi. Kapan gua bisa bebas finansial?”, kata si Hamster.

si Hamster
Cara Mudah Membuat Catatan Keuangan Pribadi

Begitulah masalah keuangan yang sering dihadapi para pejuang rupiah. Mungkin rekan-rekan ada yang pernah mengalami hal serupa?

Sama seperti kita memonitor kesehatan fisik kita dengan rutin medical check-up – setidaknya setiap 6 bulan sekali – kesehatan keuangan pun perlu kita monitor agar tidak mengalami masalah keuangan seperti si Ember dan si Hamster.

Istilah kerennya financial check-up.

  1. Mencatat setiap penghasilan dan pengeluaran. Banyak aplikasi yang bisa rekan-rekan gunakan untuk membantu pencatatan harian seperti Finansialku, Dompetku, BukuKas dan lainnya. Penulis sendiri menggunakan aplikasi Finansialku.
aplikasi Finansialku
  1. Merekap catatan keuangan di akhir bulan. INVESTABOOK juga menyediakan file excel untuk membantu rekan-rekan merekap catatan keuangan bulanan.

contoh catatan arus kas pribadi
Cara Mudah Membuat Catatan Keuangan Pribadi
  1. Cek keadaan finansial dengan mengacu ke analisis rasio keuangan pribadi.
  • Saving ratio menunjukkan seberapa besar kas bersih yang kita hasilkan setiap bulannya. Umumnya, saving ratio >10% menunjukkan seseorang mampu menjaga pengeluarannya dengan baik dan bisa menabung.
  • Debt ratio menunjukkan seberapa besar cicilan utang terhadap pemasukan yang sebaiknya tidak mencapai 30% agar tidak seperti si hamster.
  • Investment ratio menunjukkan seberapa besar pengeluaran investasi kita terhadap pemasukan. Untuk rekan-rekan yang masih di umur 20-an dan tidak mempunyai tanggungan, tingkatkan lah rasio ini.
  • Rasio konsumsi/penghasilan yang membandingkan pengeluaran konsumsi seperti untuk makan, transportasi, paket data, sewa kos, asuransi dan lainnya terhadap penghasilan. Umumnya 30-60% adalah nilai yang wajar untuk rasio ini.
  • Rasio self-reward/penghasilan yang membandingkan pengeluaran self-reward seperti liburan, shopping, langganan Netflix dan lainnya terhadap penghasilan. Selagi muda, jagalah rasio ini di level yang aman dan jangan mudah tergiur dengan kemewahan.

Acuan rasio-rasio di atas tentunya bersifat fleksibel tergantung profil dan keadaan seseorang. Seorang sandwich gen yang merantau dan bekerja WFO di Jakarta wajar jika memiliki saving dan investment ratio yang lebih rendah dibanding seorang tanpa tanggungan yang bekerja WFH di Jakarta.

  1. Bandingkan laporan kekayaan bersih (neraca) awal tahun dan akhir tahun. Goals kita adalah meningkatkan level/kemampuan finansial kita, grow your wealth!

contoh catatan kekayaan bersih pribadi
Cara Mudah Membuat Catatan Keuangan Pribadi

Jika arus kas terjaga dan kekayaan bersih meningkat, you’re on the right path.

Belajar dari Si Ember dan Si Hamster

Di bawah ini adalah contoh rekap catatan keuangan pribadi bulanan seorang karyawan swasta (EH) umur 24 yang bekerja di Jakarta Selatan.

contoh catatan arus kas EH

Gaji yang diperolehnya tergolong cukup baik untuk awal berkarir di umur 24. Sayangnya, kondisi finansialnya sangat jauh dari kata sehat seperti si Ember dan si Hamster.

Masalah #1, debt ratio EH sangat tinggi mencapai 40%, itu berarti hampir setengah gaji EH habis untuk bayar cicilan. Alih-alih membeli kendaraan sesuai kebutuhan, EH tergoda membeli motor mahal karena ada DP 0%. Ditambah lagi gengsi yang tinggi sebagai karyawan SCBD membuat EH membeli iPhone seri terbaru dengan kartu kredit.

Masalah #2, EH belum memiliki asuransi. Tentunya akan menjadi masalah baru lagi jika sewaktu-waktu EH harus masuk rumah sakit dan menanggung biaya yang tidak kecil.

Sisi positifnya, EH masih memiliki kemauan untuk berinvestasi.

Bagaimana solusi terbaik jika kita berada di posisi EH?

Sebenarnya semua kembali ke pribadi masing-masing. Personal finance is more personal than finance.  

Tetapi dari sisi penulis, langkah pertama adalah mengurangi alokasi investasi dan pengeluaran self-reward agar dapat fokus melunasi utang terlebih dahulu. Selanjutnya, penulis akan mempertimbangkan pilihan untuk mengganti smartphone dan motor yang lebih terjangkau dan sesuai kebutuhan. Dan pastinya, mulai mengalokasikan budget untuk asuransi.

Remember, the best asset is your own self.  

Setelah utang terjaga dan arus kas positif, barulah mulai mengalokasikan untuk investasi kembali.

Tanpa melakukan pencatatan keuangan pribadi, EH mungkin tidak akan sadar kalau keuanganya sedang sangat tidak sehat dan terus kebingungan saldo rekeningnya setiap bulan terus berkurang, bukan bertambah.

Awalnya pasti rekan-rekan akan merasa ribet, sering menunda mencatat dan kelupaan. Yes, you need extra effort to make it a habit. Tidak ada jalan pintas untuk menjadi sehat secara finansial.

“A slight change in your daily habits can guide your life to a very different destination”.

Atomic Habits

DISCLAIMER:

Artikel di atas dibuat semata untuk tujuan penyediaan referensi dan edukasi, bukan rekomendasi untuk keputusan keuangan dan investasi tertentu. Setiap pihak bertanggung jawab penuh atas keputusan keuangan dan investasi yang dibuatnya sendiri.

Artikel dibuat berdasarkan sumber-sumber yang dapat dipertanggungjawabkan dan dimuat sebagaimana adanya.

Dharma Djiauw

Investor aktif sejak 2019. Interested in internet and tech.

Bagikan dan Diskusikan

Telegram
WhatsApp
Twitter
Facebook
0 0 votes
Rating Analisis
Subscribe
Notify of

Insight Menarik Lainnya

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x

Rekap Laporan Keuangan Sudah Terkirim!

Silahkan cek email kamu!