Tahun 2020 adalah tahun yang sempurna bagi pemilik saham BRIS. Harga sahamnya yang naik > 500% sepanjang tahun 2020 bukan cuma ditopang story prospek merger dengan Bank BUMN Syariah lainnya, Bank Syariah Mandiri dan BNI Syariah, tetapi juga kinerja fundamental yang fenomenal pada tahun 2020.
Namun, bagi investor jangka panjang, kinerja keuangan terkini seperti pertumbuhan laba bersih year on year baru sepotong informasi yang bisa jadi menyesatkan. Apalagi jika nilainya sangat besar seperti yang terjadi pada BRIS tahun 2020.
Investor harus mampu menggali, “apa cerita di balik pertumbuhan laba BRIS yang superior di tengah pandemi?”
Karena berbeda dengan BRIS, empat bank terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI), BBRI, BMRI, BBCA, dan BBNI justru mengalami penurunan laba bersih pada tahun 2020.
Lalu apa yang menjadi pendorong pertumbuhan laba BRIS pada tahun 2020?
Yang pasti, bukan karena merger. Karena merger secara resmi baru terjadi pada Februari 2021 dan dampak fundamentalnya baru akan tercermin pada laporan keuangan BRIS Q1 2021, yang kini bernama Bank Syariah Indonesia, entitas hasil merger BRI Syariah dengan Bank Syariah Mandiri dan BNI Syariah.
Mari kita gali cerita di balik laporan keuangan BRIS tahun 2020.
Yuk Lanjut Baca
INVESTABOOK Insight
Langganan & Akses 250+ Insight Lainnya
Jika sudah berlangganan, kamu bisa login di sini!