Sebagian besar emiten di industri Plantation & Crops menjalankan bisnis kelapa sawit atau CPO. Dari 20-an emiten, mungkin hanya 2-3 emiten yang berbeda jalur, salah satunya adalah BISI.
Bagi rekan-rekan yang bekerja atau dekat dengan industri perkebunan pasti tidak asing lagi dengan popularitas BISI. Berdiri sejak tahun 1983, PT BISI International Tbk (BISI) merupakan salah satu perusahaan produksi benih tanaman dan agrokimia terbesar di Indonesia. Mulai dari benih, pupuk, pestisida sampai zpt, hampir semua kebutuhan petani disediakan oleh BISI ini.
BISI dikendalikan oleh Chearavanont Family (Thailand) atau yang lebih dikenal sebagai Charoen Pokphand Group, pemimpin industri Poultry di Indonesia.
Playbook-nya pun hampir serupa, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) juga menyediakan hampir seluruh kebutuhan peternak Indonesia, mulai dari anakan unggas, pakan, suplemen sampai jasa kemitraan.
Oke kita kembali lagi ke BISI.
BISI membagi penjualannya menjadi 5 segmen produk yaitu:
Benih Jagung | |
Benih Sayur dan Buah | |
Beni Padi | |
Agrokimia | |
Lainnya |
Jika ditotalkan, BISI memiliki ratusan jenis benih tanaman dan puluhan jenis produk agrokimia.
Menurut rekan-rekan, segmen mana yang menjadi penyumbang utama penjualan BISI? Apakah benih padi karena beras yang menjadi kebutuhan utama masyarakat Indonesia?
Ternyata penyumbang penjualan terbesar BISI berasal dari segmen benih jagung yang mencapai 55%.
Sedangkan benih padi hampir tidak terasa, hanya 0.5%.
Data segmen penjualan yang digunakan adalah sebelum pandemi, yaitu tahun 2019 yang lebih mencerminkan kondisi penjualan normal perusahaan.
Jika kita lihat secara keseluruhan, profitabiltias bisnis BISI pun terus bertumbuh, terutama di periode tahun 2013-2017.
Kira-kira dari mana asal pertumbuhan profitabilitas tersebut? Faktor apa saja yang mendukung pertumbuhan bisnis BISI? Apakah ke depannya akan terulang lagi?
Mari kita pelajari!
Yuk Lanjut Baca
INVESTABOOK Insight
Langganan & Akses 250+ Insight Lainnya
Jika sudah berlangganan, kamu bisa login di sini!