Detik-Detik Menuju IPO Mitratel, Buy or Bye?

Rencana IPO Mitratel akan dilepas di harga Rp 800 per lembar saham. Apakah nasibnya akan sama seperti IPO BUKA?

Belakangan ini pasar modal Indonesia tengah diramaikan dengan rencana kedatangan berbagai perusahaan yang akan melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI), mulai dari perusahaan-perusahaan start up yang belum lama berdiri hingga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah naungan pemerintah.

Salah satu yang sudah terwujud adalah IPO Bukalapak (BUKA) yang sempat hype beberapa waktu lalu, terlihat dari meningkatnya perolehan pendanaan dari target semula 11,6 triliun rupiah (asumsi kurs Rp 14.500) menjadi sekitar 21,9 triliun rupiah.

Saat itu BUKA menawarkan 25,76 miliar lembar saham kepada investor publik dengan harga penawaran mencapai Rp 850 per saham, menjadikannya perusahaan IPO terbesar sepanjang sejarah BEI.

Setelah pelaksanaan penawaran perdana BUKA, diprediksi akan semakin menarik perusahaan-perusahaan teknologi agar tidak ketinggalan momentum untuk menawarkan kepemilikan sahamnnya kepada publik. Rumor yang beredar, di tahun 2022 nanti akan dihiasi dengan IPO perusahaan-perusahaan start up besar seperti GoTo, Traveloka, dan lain-lain.

Kabar baiknya, tidak hanya perusahaan teknologi saja yang berencana melantai di BEI, BUMN pun tidak mau ketinggalan. Erick Thohir, selaku Menteri BUMN, terus mendorong perusahaan pelat merah untuk go public yang mana diharapkan bisa membuat pasar modal Indonesia menjadi nomor 1 di Asia Tenggara.

Meski kami menganggap bahwa kebijakan Menteri BUMN ini hanyalah rencana untuk berbagi beban kepada investor publik, tetapi kami tetap mengapresiasinya sebagai salah satu bentuk keterbukaan informasi BUMN kepada masyarakat.

Pemerintah mengatakan bahwa ada lebih dari 10 perusahaan dan anak perusahaan BUMN yang akan melantai di bursa hingga tahun 2023 mendatang. Salah satunya ada Inalum (MIND ID), beberapa anak usaha Pertamina, Bio Farma, dan lain-lain.

Dan BUMN yang akan IPO dalam waktu dekat adalah Mitratel (MTEL), anak usaha Telkom yang bergerak di bidang jasa penyewaan menara untuk para operator telekomunikasi. Perusahaan menetapkan harga penawaran saham perdananya sebesar Rp 800 per lembar saham dan mulai dibuka pada 22 November mendatang.

MTEL berpotensi menghimpun dana segar sebesar US$ 1,3 miliar atau setara Rp 20,43 triliun dari aksi korporasi tersebut, sehingga akan menjadikan IPO Mitratel ini tergolong yang terbesar di Indonesia setelah BUKA.

Sebenarnya, MTEL berpeluang untuk mengalahkan IPO BUKA yang mana harganya dibuka di rentang harga Rp 775-975 per lembar saham. Sayangnya, penawaran kali ini tidak se-hype BUKA.

Lantas, apakah MTEL pantas dihargai sebesar Rp 800 per lembar saham? atau malah terlalu tinggi dan berpotensi seperti BUKA yang harga sahamnya turun selang seminggu setelah IPO?

Mari kita bahas!

Yuk Lanjut Baca

INVESTABOOK Insight

 

Langganan & Akses 250+ Insight Lainnya

Jika sudah berlangganan, kamu bisa login di sini!

 

Prasetyo Utomo

Investor Saham & Anggota Quality Investor Club (QIC)

Bagikan dan Diskusikan

Telegram
WhatsApp
Twitter
Facebook
5 1 vote
Rating Analisis
Subscribe
Notify of

Insight Menarik Lainnya

5
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x

Rekap Laporan Keuangan Sudah Terkirim!

Silahkan cek email kamu!