Fakta pertama, PBID adalah raja kemasan plastik di Indonesia. Di tahun 2022, PBID menghasilkan IDR 3.4 triliun hanya dari berjualan kemasan plastik (plastic packaging).
Kemasan plastik berkontribusi terhadap 68% pendapatan dan 83% laba kotor PBID. Sisanya berasal dari trading biji plastik (plastic resin) dan penjualan produk lainnya seperti karet gelang, woven dan dus kue.
Fakta kedua, PBID adalah perusahaan manufaktur kemasan plastik pertama di Indonesia yang memasarkan produknya dengan merek dan SUKSES.
Sebelum PBID, produk kemasan plastik perusahaan lain tidak ada merek.
Strategi branding tersebut menjadi salah satu faktor keberhasilan PBID menguasai ±33% market share kemasan plastik dan mendominasi >700 perusahaan pesaing skala menengah dan kecil yang ada di Indonesia.
Meskipun memiliki merek yang sudah dikenal luas di kalangan pedagang, produk kemasan plastik PBID tetaplah branded commodity, sama seperti keramik ARNA, lakban EKAD dan air minum CLEO.
Hal inipun juga diakui oleh Pak Vicky Taslim – direktur sekaligus pemegang saham PBID – saat Emiten Talks yang diadakan oleh Stockbit.
Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh perusahaan branded commodity adalah kesulitan mem-pass on kenaikan biaya produksi ke harga jual karena karakteristik konsumen yang price sensitive.
Jika biaya produksi seperti harga bahan baku naik, tetapi harga jual tidak bisa dinaikkan, tentu akan menggerus gross profit margin (GPM) perusahaan.
Tetapi bukan berarti setiap perusahaan branded commodity memiliki GPM yang tertekan/menurun. ARNA terbukti mampu meningkatkan GPM-nya dengan mendorong penjualan produk premium dan efisiensi proses produksi.
Masalahnya, bisnis yang dijalankan PBID lebih menantang. Plastik adalah produk turunan minyak bumi, harga bahan bakunya akan mengikuti harga minyak bumi yang sangat volatil.
Teman-teman sendiri menyaksikan bagaimana harga minyak bumi meroket +600% dari USD 20/barrel menjadi USD 120/barrel di 2 tahun belakangan ini.
Bagaimana strategi PBID menghadapi badai volatilitas harga bahan baku? Mampukah PBID mem-pass on ketika terjadi kenaikan harga minyak?
Yuk Lanjut Baca
INVESTABOOK Insight
Langganan & Akses 250+ Insight Lainnya
Jika sudah berlangganan, kamu bisa login di sini!