Dunia telah dilanda pandemi COVID 19 kurang lebih selama 1,5 tahun. Pandemi tidak hanya memperlambat pertumbuhan ekonomi, melainkan juga mengubah faktor yang membangun ekonomi itu sendiri salah satunya adalah digitalisasi.
New normal mendorong kita untuk mengubah gaya hidup kita yang serba digital seperti belanja e-commerce, bekerja dari rumah, belajar secara daring dan bahkan nongkrong online di zoom meeting.
Karena digitalisasi pula, banyak yang percaya bahwa perusahaan yang terkait teknologi dan digital seperti perusahaan telekomunikasi, menara, software, data center, hingga yang menjual gadget akan mendapat efek percepatan pertumbuhan atau tailwind.

Salah satunya adalah Erajaya Swasembada (ERAA) Tbk.
Permintaan terhadap gadget meningkat pesat diduga karena adanya pembelajaran dan pekerjaan secara daring. Apalagi perusahaan mengaku sebagai perusahaan retail handphone dan telekomunikasi no.1 di Indonesia dengan pangsa pasar hingga 35% pada tahun 2019. Dengan pangsa pasar sebesar itu, ERAA mendistribusikan hampir seluruh brand smartphone yang populer di Indonesia, katakanlah Apple, Samsung, Xiaomi, Oppo, Vivo dan lainnya.
Saya percaya bahwa perusahaan distributor software dan laptop seperti MTDL terdorong kinerjanya karena keperluan laptop dan sistem untuk menerapkan Work from Home (WFH) dan pembelajaran secara daring. Tetapi apakah benar segmen smartphone sendiri juga mendapat berkah pandemi?
Mari kita bahas!
Yuk Lanjut Baca
INVESTABOOK Insight
Langganan & Akses 250+ Insight Lainnya
Jika sudah berlangganan, kamu bisa login di sini!