Tokoh Baru, Cerita Lama: SWF Indonesia dan BUMN Konstruksi

Meski dipandang membawa angin segar, tetap saja ada beberapa hal dari BUMN konstruksi yang tidak bisa diubah oleh SWF Indonesia. Apa saja?

Kehadiran Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Sovereign Wealth Fund (SWF) ala Indonesia, yang merupakan amanat dari Omnibus Law Cipta Kerja, dipandang menjadi growth story baru bagi emiten konstruksi BUMN yang kini menanggung utang berbunga cukup besar yang membatasi ruang gerak mereka untuk mengerjakan proyek baru.

Waskita Karya (WSKT) yang memang paling agresif menambah utang berbunga, per Q3 2020, memiliki utang berbunga 5x lipat dari modal atau ekuitasnya. Wijaya Karya (WIKA), PTPP, dan Adhi Karya (ADHI) punya debt to equity ratio (DER) yang lebih rendah dibanding WSKT, tetapi juga relatif cukup tinggi, sekitar 1-1,5x.

Utang berbunga yang besar, sebenarnya bukan masalah, jika perusahaan selalu memiliki kemampuan membayar.

Masalahnya, sejak tahun 2019, sebelum pandemi COVID-19, empat BUMN konstruksi tersebut sama-sama mengalami penurunan pendapatan, WSKT sebesar -35%, WIKA -12%, PTPP dan ADHI masing-masing -2%.

Pandemi COVID-19 yang membuat banyak proyek konstruksi tertunda karena alasan keuangan dan operasional membuatnya situasi semakin parah bagi keempatnya. Selain ADHI yang pendapatannya “hanya” turun 5%, BUMN konstruksi mengalami penurunan pendapatan yang sangat signfikan pada TTM Q3 2020, lebih dari 35%.

Dengan kehadiran LPI, beban BUMN konstruksi diharapkan bisa lebih ringan. Upaya manajemen BUMN konstruksi untuk melakukan asset recycling juga diharapkan lebih mudah dengan kehadiran LPI sebagai standby buyer untuk aset seperti jalan tol, pelabuhan, dan aset infrastruktur lainnya.

Namun, apakah LPI benar-benar bisa menjadi game changer bagi BUMN konstruksi? Apakah LPI bisa menjadi growth story baru seperti halnya proyek strategis nasional (PSN) dari APBN pada tahun 2015-2019?

Kami ragu.

Menurut kami, LPI atau SWF Indonesia lebih seperti tokoh baru di cerita lama. Kehadirannya berpotensi membuat cerita tentang prospek emiten konstruksi BUMN jadi lebih menarik, tetapi tetap tidak mengubah plot utama ceritanya.

Emiten konstruksi BUMN akan tetap …

Yuk Lanjut Baca

INVESTABOOK Insight

 

Langganan & Akses 250+ Insight Lainnya

Jika sudah berlangganan, kamu bisa login di sini!

 

Alfisyahrin

Investor aktif sejak 2018. Suka ngulik data dan mengenali pola sejak kuliah di Sosiologi Universitas Indonesia. Percaya tentang pentingnya kualitas dalam berbagai urusan, termasuk dalam investasi. Sangat tertarik pada titik temu antara keuangan, media, dan teknologi.

Bagikan dan Diskusikan

Telegram
WhatsApp
Twitter
Facebook
0 0 votes
Rating Analisis
Subscribe
Notify of

Insight Menarik Lainnya

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x

Rekap Laporan Keuangan Sudah Terkirim!

Silahkan cek email kamu!