7 Pelajaran Menjadi Quality Investor Selama 4 Tahun
Semua investor pasti ingin meraih return investasi yang memuaskan. Tapi, mengevaluasi proses investasi jauh lebih penting dibanding mengevaluasi hasil terlalu dini. Dari situlah kita bisa belajar.
Semua investor pasti ingin meraih return investasi yang memuaskan. Tapi, mengevaluasi proses investasi jauh lebih penting dibanding mengevaluasi hasil terlalu dini. Dari situlah kita bisa belajar.
Jika kamu hanya boleh menjual saham yang kamu beli setelah 10 tahun, apakah cara pemilihan saham dan analisismu masih sama dengan saat ini?
Peningkatan Inflasi, kenaikan suku bunga, dan potensi resesi muncul di berbagai headline berita. Namun, pertanyaan pentingnya, apa relevansi hal-hal tersebut pada investasi kita? Apakah portofolio quality investor kebal terhadap guncangan ekonomi?
Apakah saya harus melakukan diversifikasi atau konsentrasi? Menurut saya, keduanya harus dilihat sebagai gradasi, bukan pilihan yang hitam putih.
Meski telah menyempitkan investable universe pada wonderful company, seorang quality investor harus tetap mau berhadapan dengan volatility, bukan cuma dalam harga saham, tetapi juga kinerja bisnis.
Kerugian terbesar long term investor biasanya tidak berasal dari pembelian loser stock, tetapi penjualan winner stock terlalu dini.
Cara saya menyusun dan memantau portofolio saham compounder. Kamu tidak akan sepenuhnya memahami pilihan saham saya tanpa mengerti kebijakan di balik penyusunannya.
Berbeda dengan cara pandang yang belakangan berkembang, menurut Peter Lynch di buku Beating the Street, “bandar” tidak harus diikuti, sebaliknya, justru bisa dikalahkan.
The Intelligent Investor adalah buku legendaris yang telah mengubah dunia investasi saham. Menghadirkan filosofi Value Investing yang tak ‘kan mati dan akan selalu relevan.
Silahkan cek email kamu!