MSIN memulai kegiatan bisnisnya sebagai agensi periklanan yang memfokuskan diri pada iklan above the line (TV, media cetak dan radio) dan iklan below the line (kegiatan promosi on air dan off air), kemudian bergabung dengan MNC Group pada tahun 2007 setelah PT Media Citra Nusantara (MNCN) menukar OWK (Obligasi Wajib Konversi) senilai 39,4 Miliar atas 99,99% kepemilikan saham MSIN. Pada waktu itu, MSIN telah memberikan kontribusi laba bersih sebesar 27,6 Miliar, akuisisi yang tergolong “murah.”
2 tahun kemudian, MSIN bahkan mendapatkan penghargaan sebagai “Big Three Agency,” bisnis MSIN tidak banyak berubah setelah konsolidasi tersebut. Hingga akhirnya pada tahun 2016, MSIN mengalami transformasi pertama setelah MNCN melakukan restrukturisasi dan melakukan kombinasi bisnis, PT MNC Pictures dikonsolidasi ke dalam MSIN sebagai upaya efisiensi, hubungan langsung antara agensi periklanan dengan produksi konten.
Sejak saat itu, MSIN dipercaya untuk memproduksi semua drama seri dan menjadi satu-satunya pemasok drama untuk stasiun TV FTA milik MNC Group. Maka tak berlebihan jika kita menyebut MSIN telah bertransformasi menjadi content creator.
Setelah memiliki pondasi yang cukup kuat menjadi content creator, MNC Group ingin melakukan kombinasi bisnis sekali lagi kepada MSIN, kali ini mengkonsolidasi aset digital mereka yang kelak mengantarkan MSIN berganti nama dan re-branding sekali lagi, dari PT MNC Studios International menjadi PT MNC Digital Entertainment.
“Perubahan dalam industri media adalah proses yang tidak akan pernah berakhir dan digitalisasi telah mengubah fungsi media dalam aktivitas kita sehari-hari.”
Noersing (President Commissioner MSIN)
Konsolidasi aset digital ini mungkin menjadi angin segar di tengah penurunan kinerja ROE (Return on Equity) MSIN dalam beberapa tahun terakhir.
Walaupun sesungguhnya, ROE MSIN masih bisa mencapai 15% pada tahun 2021 jika saja PSP (Pemegang Saham Pengendali) tidak melakukan private placement dan revaluasi aset tanah yang akan dikembangkan sebagai MovieLand.
Kata “digital” seakan menjadi magnet yang menarik bagi beberapa orang. Sesaat setelah pengumuman tersebut, saham MSIN bergerak naik hingga menjadikan MSIN sebagai perusahaan Media & Hiburan dengan market cap terbesar di BEI, 65 Triliun. MSIN dihargai 4 kali lipat lebih tinggi dibandingkan induk usahanya, PT MNC Media Nusantara Citra (MNCN) dan menjadi perusahaan dengan kenaikan tertinggi kedua dalam 1 tahun terakhir.
Sebenarnya bagaimana model bisnis MSIN? Apakah MSIN memang memiliki prospek menarik hingga layak dihargai market multiple mencapai 200 kali? Lalu apakah transformasi dan konsolidasi aset ini akan membuat kinerja MSIN menjadi lebih baik?
Yuk Lanjut Baca
INVESTABOOK Insight
Langganan & Akses 250+ Insight Lainnya
Jika sudah berlangganan, kamu bisa login di sini!