“Mencari saham-saham yang berpotensi compounding dalam jangka panjang dan menganalisisnya secara komprehensif baru separuh jalan dari quality investing. Setelah itu, seorang quality investor harus mampu menyusun dan mengelola portofolio yang sesuai dengan tujuan dan profil risikonya.”
Manajemen Portofolio Compounder
Seorang analis bisa punya wawasan yang sangat mendalam terhadap sebuah industri atau bisnis tertentu, tetapi di saat yang sama bisa jadi gagal meraih keuntungan yang memuaskan dalam ketika menerapkan hasil analisisnya dalam investasi.
Seperti yang dikatakan Charlie Munger, investasi itu memang tidak seharusnya mudah, mereka yang mengira investasi itu mudah justru adalah orang yang bodoh.
Namun, tidak seperti yang kebanyakan investor pemula bayangkan, kesulitan terbesar dalam investasi itu bukan pada aspek teknis seperti cara analisis dan valuasi, tetapi justru pada aspek psikologis: pengendalian diri.
Dua orang bisa punya strategi investasi yang sama, tetapi karena faktor psikologis tersebut, bisa jadi mereka punya pilihan saham yang berbeda. Di saat Warren Buffett telah menikmati compound return yang cukup besar dari sejumlah bank di sepanjang perjalanan investasinya dan baru-baru ini meningkatkan exposure-nya ke sektor energi melalui Occidental Petroleum (NYSE: OXY) dan Chevron (NYSE: CVX), Terry Smith justru mengatakan bahwa Fundsmith, perusahaan Asset Management-nya tidak akan menyentuh kedua industri tersebut.
Dua orang dengan pilihan saham yang sama pun bisa jadi meraih keuntungan yang berbeda karena tiga hal, (1) porsi terhadap total portofolio; (2) harga beli; dan (3) harga jual.
Karena itulah, sejak Desember 2021, layanan riset INVESTABOOK, kami tambahkan dengan konten Jurnal Investasi yang akan mendokumentasikan perjalanan dan pembelajaran investasi saya dalam menerapkan quality investing.
Melalui konten Jurnal Investasi, layanan riset INVESTABOOK menegaskan positioning-nya sebagai layanan buy side research yang analisisnya ditujukan untuk pertimbangan pengambilan keputusan investasi yang rasional, bukan untuk mendorong transaksi seperti halnya sell side research yang disediakan oleh sekuritas.
Jika dianalogikan dalam konteks properti, sell side research itu seperti brosur dari pengembang, sedangkan buy side research itu mirip seperti hasil penilaian dari KJPP. Meskipun brosur dari pengembang memuat informasi yang berguna, tetapi cara informasi itu disajikan pasti dikemas agar calon konsumen tertarik untuk melakukan pembelian. Hal serupa kurang lebih juga terjadi di sell side equity research.
Hingga Mei 2022, kinerja portofolio compounder yang saya kelola memang cukup memuaskan. Namun, saya percaya, masih ada sejumlah hal yang bisa diperbaiki dari proses decision making saya yang berpotensi memberi keuntungan yang lebih besar di masa depan.
Mereka yang tahu bahwa investasi saham selalu mengandung ketidakpastian karena informasi tersembunyi dan intervensi keberuntungan akan sadar bahwa proses jauh lebih penting dibanding hasil jangka pendek.
Hasil baik dalam jangka pendek bisa berasal dari proses yang buruk. Sebaliknya, hasil buruk dalam jangka pendek bisa jadi justru berasal dari proses yang baik.
Pada artikel kali ini, saya akan memberikan update tesis saham compounder sekaligus kebijakan portofolio saya secara keseluruhan yang merupakan bagian dari proses saya untuk meraih compound return yang memuaskan di masa depan.
Here we go!
Yuk Lanjut Baca Jurnal Investasi Founder INVESTABOOK
Dengan Berlangganan Paket Committed Investor atau Quality Investor!