Sudah lewat 1 tahun lebih sejak PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU) berhasil melantai di bursa saham Indonesia dan menjadi anak bungsu di sektor poultry. Sektor poultry merupakan bisnis red ocean yang padat modal dan didominasi oleh sedikit perusahaan besar saja. Pokphand (CPIN), Malindo (MAIN) dan Japfa (JPFA) adalah 3 nama besar yang sangat berpengaruh di bisnis perunggasan Indonesia.
WMUU yang baru didirikan tahun 2015 oleh Widodo Group menjadikannya yang paling muda di antara pesaing-pesaingnya. Selain sektor poultry yang di-handle oleh WMUU, Widodo Group melalui PT Widodo Makmur Perkasa Tbk (WMPP) juga memiliki bisnis di sektor lainnya mulai dari peternakan sapi dan pengolahan dagingnya, pabrik beras, properti dan infrastruktur, sampai ke energi.
Meskipun usianya yang paling hijau, tetapi kinerja top line bisnis WMUU tetap kokoh dibanding big boys lainnya saat terhantam pandemi dan resesi. Penjualan WMUU di tahun 2020 meningkat sendiri, meninggalkan CPIN, JPFA dan MAIN.
Karena skala bisnis yang masih kecil, peningkatan nilai penjualan yang tidak seberapa pun akan memberikan persentase pertumbuhan yang sangat tinggi. Laba bersih WMUU meningkat ratusan persen atau triple digit dalam 3 tahun terakhir.
ROE-nya pun ikut meningkat dari 7% di tahun 2018 menjadi 22% di tahun 2021.
Dengan harga saham WMUU yang terus turun sejak IPO, apakah small cap poultry ini menawarkan peluang yang baik bagi calon investornya? Atau malah akan tenggelam dalam bisnis red ocean dan menjadi jebakan?
Mari kita analisa!
Yuk Lanjut Baca
INVESTABOOK Insight
Langganan & Akses 250+ Insight Lainnya
Jika sudah berlangganan, kamu bisa login di sini!