Tahun 2020 bukan cuma tahun pandemi COVID-19, tetapi juga tahunnya mobil listrik atau eletric vehicle (EV). Pada tahun 2020, penjualan EV di seluruh dunia diperkirakan break new high.
Selain karena pengembangan baterai dan performa mesin EV yang semakin maju, perkembangan EV juga ditopang oleh insentif pajak dari pemerintah di berbagai negara. Insentif yang terutama ditujukan untuk meningkatkan demand dan aktivitas ekonomi yang menurun akibat pandemi COVID-19, sekaligus mendorong transisi menuju renewable & sustainable energy.
Di Jakarta, kendaraan listrik dibebaskan dari bea balik nama dan aturan ganjil genap. Bukan hanya itu, Pemerintah Indonesia bahkan berencana membangun ekosistem industri baterai EV dari hulu hingga hilir.
Indonesia punya potensi besar untuk melakukannya karena Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia dan nikel adalah salah satu kompenen paling penting dari baterai EV.
Sentimen positif ini pun membuat pelaku pasar memburu saham-saham yang terkait dengan EV. Harga saham Tesla Inc naik hampir 700% selama tahun 2020. Di Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham Aneka Tambang (ANTM), salah satu produsen nikel di Indonesia, juga naik cukup kencang hingga 128% selama tahun 2020.
Meski ada produsen nikel lain dengan skala yang lebih besar dari ANTM seperti Vale Indonesia yang tercatat di BEI dengan kode INCO dan Indonesia Morowali Industri Park (IMIP) yang masih private, tetapi status ANTM sebagai BUMN membuatnya dipandang punya posisi yang lebih menguntungkan dalam mega proyek ekosistem industri baterai EV di Indonesia yang government driven.
ANTM bahkan akan menjadi salah satu pemegang saham perusahaan baterai EV hasil patungan dengan BUMN lain seperti Inalum, Pertamina, dan PLN.
Growth story yang menggugah bukan?
Namun, sayangnya, angka-angka tidak mendukung growth story tersebut. Potensi EV mungkin akan terus jadi pembicaraan di kalangan pelaku pasar, tetapi dampaknya terhadap fundamental ANTM akan minimal dalam beberapa tahun ke depan.
Ada growth story lain yang lebih signfikan dampaknya terhadap fundamental ANTM, terutama di masa-masa awal pemulihan ekonomi.
Growth Story, Not a Fantasy
Investor perlu sadar bahwa harga saham belum tentu bergerak seirama dengan value perusahaan. Harga saham yang rela dibayar oleh pelaku pasar terutama akan didorong oleh growth story yang paling menarik dan believable. Namun, belum tentu growth story yang paling relevan dan realistis dengan kondisi fundamental perusahaan.
Harga saham bisa bergerak secara eksponensial, tetapi peningkatan value perusahaan biasanya bergerak secara inkremental/gradual. Kinerja keuangan yang baik tidak berasal dari ruang hampa, tetapi proses perbaikan dari kinerja di masa lalu dan saat ini.
Oleh karena itu, investor jangka panjang bukan hanya harus menggali seberapa besar potensi pertumbuhan sebuah bisnis, tetapi juga:
- Seberapa besar biaya yang dibutuhkan untuk memanfaatkan potensi pertumbuhan tersebut? Apakah laba dan kas bersih yang dihasilkan saat ini cukup?
- Seberapa lama waktu yang dibutuhkan hingga potensi pertumbuhan tersebut bisa memberi dampak nyata terhadap fundamental perusahaan?
- Seberapa handal kemampuan manajemen dalam mengeksekusi rencana ekspansi?
Tahapan Pengembangan Ekosistem Industri Baterai EV di Indonesia
Menurut Agus Tjahajana Wirakusumah, Ketua Tim Percepatan Proyek Baterai Kendaraan Listrik, pembangunan ekosistem industri baterai EV dari hulu hingga hilir ditargetkan baru akan rampung pada tahun 2027. Masih 6 tahun lagi!
Yuk Lanjut Baca
INVESTABOOK Insight
Langganan & Akses 250+ Insight Lainnya
Jika sudah berlangganan, kamu bisa login di sini!