BTPS menutup tahun 2024 dengan mencetak laba Rp 1,06 T, turun -2% YoY. Kinerja ini terbilang cukup baik, karena di saat yang sama, outstanding pembiayaan BTPS sebenarnya turun -11% YoY.
Kontras dengan BMRI yang laba bersihnya hanya naik 1% ketika outstanding kredit-nya tumbuh 19,5% YoY.
BTPS juga berhasil mengelola peningkatan biaya dana sehingga beban bagi hasil hanya meningkat 4% YoY.
Meski beban tenaga kerja harus meningkat 8% YoY untuk memperbanyak jumlah community officer (CO), tetapi langkah ini terbukti berhasil menstabilkan kualitas aset BTPS yang ditandai dengan penurunan beban cadangan kerugian (CKPN) sebesar -28% YoY.
Neraca BTPS per Desember 2024 semakin “bersih” dengan Financing at Risk (FAR) BTPS di level 6,8%, selevel dengan Loan at Risk (LAR) BMRI yang portofolionya didominasi kredit korporasi dan komersial.
Pembiayaan restrukturisasi per Desember 2024 juga tinggal tersisa Rp 77 miliar yang sebagian besarnya merupakan restrukturisasi karena bencana alam. Restrukturisasi era COVID tinggal tersisa sekitar Rp 7-8 miliar atau di bawah 0,1% dari total pembiayaan BTPS.
Dalam analyst meeting FY 2024, manajemen juga memaparkan sejumlah indikator yang menunjukkan bahwa normalisasi model bisnis group financing yang berjalan sebelum pandemi terus dalam tren yang positif.
Namun, bagian paling menarik yang ingin saya bahas di tulisan ini adalah peluang dan tantangan serta strategi BTPS dalam menghadapi tahun 2025.
Yuk Lanjut Baca
INVESTABOOK Insight
Langganan & Akses 250+ Insight Lainnya
Jika sudah berlangganan, kamu bisa login di sini!