PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk. atau yang biasa kita kenal dengan ULTJ semakin serius dalam mengembangkan bisnis peternakan sapi perahnya. Tahun 2018 lalu, ULTJ mulai mengoperasikan peternakan sapi perah keduanya di Berastagi, Sumatra Utara.
Hal tersebut membuat bingung sebagian investor ULTJ. Pasalnya, salah satu pesaing besarnya dalam industri susu, PT Cisarua Mountain Dairy Tbk. (CMRY) baru saja menunjukkan pertumbuhan penjualan dan laba yang fantastis. Penjualan CMRY tahun 2021 bertumbuh +120% YoY dan laba bersih +346% YoY.
Manajemen CMRY pun menjelaskan, pertumbuhan yang fantastis tersebut tidak terlepas dari produk susu UHT dan yogurtnya yang sangat diterima masyrakat. CMRY sangat fokus di bisnis downstream dengan terus mengembangkan produk varian rasa susu dan yogurt.
Dibanding ULTJ yang hanya memiliki 6 varian rasa, produk susu UHT CMRY jauh lebih bervariasi dengan 13 varian rasa. Ditambah lagi merek Cimory sudah menjadi top of mind untuk produk yogurt, baik yogurt squeeze ataupun yogurt drink. Tidak heran kalau CMRY mendominasi 53% market share produk yogurt.
Hats off!
Dengan kesuksesan yogurt Cimory yang sudah terbukti dan semakin terkenal, investor ULTJ pun semakin bertanya-tanya kenapa manajemen masih tidak ada pergerakan untuk mengembangkan produk downstream-nya.
Padahal ULTJ sudah merencanakan mengembangkan produk yogurt dan susu pasteurisasi sejak tahun 2014. Rencana tersebut terbengkalai selama 7 tahun lebih seperti proyek hambalang.
Beberapa pihak pun menganggap manajemen ULTJ lambat dalam membuat keputusan dan gagal memanfaatkan peluang.
Kira-kira apa yang membuat ULTJ lebih memilih ekspansi ke upstream industri susu? Bagaimana prospek bisnis peternakan sapi perah di Indonesia? Apakah langkah manajemen sudah tepat?
Investor (dan calon investor) ULTJ, ayo kita analisis!
Yuk Lanjut Baca
INVESTABOOK Insight
Langganan & Akses 250+ Insight Lainnya
Jika sudah berlangganan, kamu bisa login di sini!