Industri kesehatan khususnya rumah sakit kerap kali dipandang sebelah mata sebagai bisnis dengan growth yang tidak secepat industri lainnya.
Beberapa kalangan menganggap bahwa pertumbuhan rumah sakit tidak begitu besar karena hanya mengandalkan volume pasien dan ekspansi rumah sakit yang mana membutuhkan dana yang tidak sedikit. Namun, faktanya industri kesehatan di Indonesia masih memberikan potensi pertumbuhan yang besar.
Data di tahun 2018 mencatat jumlah ketersediaan tempat tidur di Indonesia per 1.000 penduduk masih sangat kecil, kalah jauh dengan negara lain bahkan dengan negara di kawasan ASEAN.
Indonesia cukup tertinggal dengan negara seperti Vietnam dan Thailand yang memiliki lebih dari 2 tempat tidur per 1.000 penduduk, sedangkan Indonesia masih belum bisa menyentuh angka 1,5 tempat tidur. Bahkan kita kalah dengan Laos sebagai negara yang ekonominya berada di bawah Indonesia.
Maka, peluang pertumbuhan industri kesehatan seperti rumah sakit masih sangat terbuka lebar.
Di Indonesia, terdapat beberapa saham rumah sakit swasta yang sudah go public di Bursa Efek Indonesia (BEI), namun yang lebih terkenal dan punya jaringan rumah sakit cukup besar adalah Mitra Keluarga (MIKA), Hermina (HEAL), dan Siloam (SILO).
Salah satu perusahaan yang baru melakukan Initial Public Offering (IPO), tepatnya pada tahun 2018 adalah PT Medikaloka Hermina (HEAL) atau yang lebih dikenal dengan rumah sakit Hermina. Dalam 3 tahun terakhir, HEAL memiliki kinerja yang begitu baik yang tercermin dalam kinerja laporan keuangannya serta harga sahamnya yang sudah naik cukup banyak sejak IPO.
Lantas seperti apa strategi yang dilakukan manajemen dalam memanfaatkan potensi pertumbuhan industri kesehatan dan memberi keuntungan pada pemegang saham HEAL?
Yuk Lanjut Baca
INVESTABOOK Insight
Langganan & Akses 250+ Insight Lainnya
Jika sudah berlangganan, kamu bisa login di sini!