Batubara merupakan salah sektor yang cukup menarik untuk banyak investor saat ini. Tren kenaikan harga batubara yang konsisten > US$175/ton bahkan menyentuh >US$200/ton menjadi salah satu faktor utamanya. Tetapi yang harus investor sadari adalah membuat keputusan investasi dengan hanya berfokus kepada hal positif akan menjadi keputusan investasi yang paling Anda sesali suatu saat nanti.
Sebagai investor yang bijak kita harus selalu mempertimbangkan risiko dibelakangnya. Apalagi untuk sektor batubara yang bersifat cyclical dan sensitif dengan kebijakan, contohnya seperti kebijakan DMO (Domestic Market Obligation).
DMO adalah kebijakan yang dikeluarkan pemerintah untuk perusahaan batubara dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan energi nasional. Adanya rencana perubahan kebijakan DMO awal tahun kemarin menjadi hal menarik untuk kita ambil pelajaran. Pasalnya kebijakan tersebut secara tidak langsung sudah menjadi risiko yang melekat pada perusahaan batubara nasional. Meskipun berupa usulan, yang paling penting bukan sifat kebijakan, melainkan alur berfikir untuk mengetahui perusahaan mana yang lebih low risk dan tidak rentan dengan adanya perubahan kebijakan yang bisa terjadi kapan saja.
Perubahan kebijakan DMO bermula dari krisis batubara yang terjadi di PLN. Agak aneh juga ya, bagaimana bisa negara produsen batubara terbesar ketiga di dunia mengalami krisis batubara.
Seperti itulah risiko. Dunia ini terlalu kompleks untuk kita prediksi dan estimasi. Oleh karena itulah mengapa pentingnya margin of safety dan memilih perusahaan yang paling minim risiko. Return adalah hal penting, tetapi risiko adalah hal yang jauh lebih penting. Selalu berinvestasi pada perusahaan yang minim risiko adalah salah satu cara untuk memaksimalkan compounding.
Kira-kira, dengan berbagai skenario rencana perubahan kebijakan DMO kemarin, perusahaan batubara mana yang paling tidak terdampak (minim risiko)? Untuk mengetahuinya lebih dalam terkait perubahan kebijakan DMO dan dampaknya terhadap perusahaan batubara, mari kita mulai dengan memahami asal usulnya terlebih dahulu.
Yuk Lanjut Baca
INVESTABOOK Insight
Langganan & Akses 250+ Insight Lainnya
Jika sudah berlangganan, kamu bisa login di sini!