Arwana Citra Mulia (ARNA) kembali membukukan kinerja yang cemerlang di laporan keuangan per Q2 2022. Penjualan ARNA di semester pertama 2022 mencapai Rp 1,4 triliun, tumbuh 9% dibanding semester pertama 2021 sebesar Rp 1,25 triliun.
Namun, laba bersih ARNA tumbuh jauh lebih cepat berkat margin expansion.
Gross Profit Margin (GPM) meningkat 535 basis points karena beban pokok penjualan yang cenderung stagnan ketika nilai penjualan bertumbuh.
Operating Profit Margin (OPM) meningkat 636 basis points karena peningkatan beban usaha yang tidak lebih cepat dari pertumbuhan penjualan.
Net Profit Margin (NPM) meningkat 480 basis points karena peningkatan beban keuangan yang mengurangi dampak margin expansion dari laba kotor dan laba usaha.
Jika tren ini terus berlanjut hingga akhir tahun 2022, ARNA artinya telah mencapai margin expansion selama 7 tahun berturut-turut sejak tahun 2016.
Margin expansion lah membuat laba kotor dan laba usaha ARNA tumbuh 20% dan 30% per tahun sejak tahun 2015 di saat penjualan ARNA “hanya” tumbuh 11% per tahun.
Namun, pertanyaan yang lebih penting dari angka-angka tersebut adalah bagaimana manajemen ARNA melakukannya? Apakah margin expansion ARNA hanya berasal dari langkah efisiensi?
Jika ya, tentu kita perlu berekspektasi bahwa margin expansion tersebut tidak akan berlangsung terlalu lama. Seperti ketika kita menghemat pengeluaran pribadi, efisiensi pasti ada batasnya.
Kapan margin expansion ARNA akan berakhir dan pertumbuhan laba sepenuhnya akan mencerminkan pertumbuhan penjualan? Apakah di harga saham saat ini ARNA masih menjadi pilihan beli yang menarik?
Mari kita bahas!
Yuk Lanjut Baca
INVESTABOOK Insight
Langganan & Akses 250+ Insight Lainnya
Jika sudah berlangganan, kamu bisa login di sini!
