Jika pertanyaannya bank syariah mana yang lebih besar, jelas jawabannya adalah Bank Syariah Indonesia yang di Bursa Efek Indonesia tercatat dengan kode saham BRIS.
Per Maret 2024, total aset BRIS mencapai Rp 357,9 triliun, sedangkan BTPN Syariah (BTPS) hanya Rp 21,2 triliun.
Namun, lebih besar belum tentu berarti lebih baik. Di perbankan konvensional, Bank Mandiri (BMRI) dan Bank BRI (BBRI) punya skala lebih besar dari Bank BCA (BBCA).
Namun, banyak orang sepertinya akan sepakat bahwa BBCA adalah bank yang lebih baik dari BMRI dan BBRI. Entah dalam kualitas layanan perbankan transaksi, suku bunga pinjaman, efisiensi operasional, atau kualitas aset. Hampir semuanya top notch!
Walaupun keduanya tidak head-to-head secara langsung dalam bisnis karena segmen nasabah yang berbeda, perbandingan antara BRIS dan BTPS tetap relevan karena keduanya adalah pilihan teratas di industri perbankan untuk investor saham syariah.
Apalagi, keduanya melantai di bursa di waktu yang tidak jauh berbeda. BTPS pada 8 Mei 2018 dan BRIS sehari setelahnya pada 9 Mei 2018.
Fast forward, 6 tahun kemudian, harga saham BRIS meningkat 368%, sedangkan harga saham BTPS justru turun hampir 20%.
Karena pergerakan harga saham dalam jangka panjang biasanya berkorelasi dengan pertumbuhan laba bersih, mari kita cek laba bersih BRIS dan BTPS dalam 5 tahun terakhir.
Dalam 5 terakhir, laba bersih BRIS bertumbuh rata-rata 121% per tahun, sedangkan BTPS hanya 2% per tahun.
Bahkan jika kita melewati periode sebelum merger BRI Syariah dengan Bank Syariah Mandiri dan BNI Syariah yang baru tercermin di kinerja tahun 2021, pertumbuhan laba BRIS tetap luar biasa.
Dari tahun 2021 hingga 2023, laba bersih tumbuh rata-rata 37% per tahun. Di periode yang sama laba bersih BTPS justru turun rata-rata 14% per tahun.
Sekali lagi, tanpa menafikan perbedaan segmen nasabah keduanya, apakah BRIS memang bisnis yang lebih baik dari BTPS?
Jika memang benar iya, apakah BRIS menjanjikan potensi pertumbuhan yang tinggi dan berkelanjutan yang bisa menjustifikasi dividend yield-nya kini yang tidak sampai 1%?
Mari kita bahas!
Yuk Lanjut Baca
INVESTABOOK Insight
Langganan & Akses 250+ Insight Lainnya
Jika sudah berlangganan, kamu bisa login di sini!