PT FKS Multi Agro Tbk (FISH) merupakan bagian dari FKS Group yang memiliki portofolio bisnis di bidang makanan, infrastruktur dan properti. Meskipun jajaran direksi dan komisarisnya berasal dari manajemen profesional, tetapi FISH masih dimiliki oleh keluarga Kusuma.
Awal didirikan, FISH bernama PT Fishindo Kusuma Sejahtera (FKS) dan menjadi cikal bakal terbentuknya FKS Group oleh Edy Kusuma pada tahun 1992. Sekarang FKS Group telah dilanjutkan oleh generasi kedua, yaitu Chandy Kusuma.
FKS Group memiliki 2 anak usaha utama yaitu FKS Food & Agri dan FKS Land. Daging utama FKS Group berada di FKS Food & Agri yang bergerak di bidang perdagangan dan distribusi untuk bahan makanan dan agrikultur. Sementara FKS Land bergerak di bidang pengembangan kawasan industri dan perumahan yang tersebar di berbagai kota. Sama seperti strategi konglomerasi di Indonesia, FKS Land merupakan usaha diversifikasi bisnis dari FKS Group.
FKS Food & Agri memiliki 2 anak usaha di Singapura (Omegra, Tene) dan 3 anak usaha di Indonesia (Tene, FISH, FKS FI) yang bisnisnya saling berhubungan:
- Omegra yang menjalankan bisnis jasa perkapalan,
- Enerfo yang menjalankan bisnis perdagangan internasional,
- Tene yang fokus memproduksi gula rafinasi di Makassar dan Cilegon,
- FKS Multi Agro (FISH) yang fokus pada perdagangan dan distribusi bahan baku,
- FKS Food & Ingredients yang fokus pada pengelolaan makanan.
Mungkin rekan-rekan investor masih ingat dengan kasus AISA? Bermula dari kasus beras oplos, gagar bayar obligasi hingga anak usaha yang dipailitkan satu persatu.
Dalam usaha perbaikan manajemen dan restrukturisasi bisnis, di akhir tahun 2021 lalu, FKS FI menyuntikkan modal dan menjadi pemegang saham pengendali (PSP) AISA yang baru.
Apakah FKS Group akan berhasil merombak AISA? That’s for another story.
Let’s give our focus to FISH!
Berdiri sejak tahun 1992, PT FKS Multi Agro Tbk (FISH) sekarang sudah menjadi salah satu supplier penting sektor poultry Indonesia. Jika rekan-rekan pernah menganalisis perusahaan sektor poultry seperti CPIN, MAIN, dan JPFA pasti juga sudah paham seberapa pentingnya divisi pakan.
Ada 2 bahan baku utama untuk memproduksi pakan unggas, yaitu jagung dan bungkil kedelai. Berbeda dengan jagung yang sebagian besar supply-nya berasal dari produksi dalam negeri, 100% kebutuhan bungkil kedelai diimpor dari Amerika Selatan seperti Argentina dan Brazil.
Bungkil kedelai inilah salah satu bahan baku yang di-supply oleh FISH sejak tahun 2000.
Sebagian besar pelanggan FISH pun berasal dari perusahaan poultry dan produksi pakan ternak.
Dalam 8 tahun terkahir, FISH tidak pernah gagal mencetak double digit ROE, meskipun dengan volatilitas yang tinggi. Terlebih saat banyak perusahaan lain mengalami kesulitan saat pandemi COVID-19, bisnis FISH masih mampu terus bertumbuh.
Seperti apa bisnis yang dijalankan FISH? Apa yang menyebabkan volatilitas ROE FISH?
Yuk Lanjut Baca
INVESTABOOK Insight
Langganan & Akses 250+ Insight Lainnya
Jika sudah berlangganan, kamu bisa login di sini!