MYOH: Kontraktor Tambang yang Lapar dan Tidak Punya Teman

Apa kabar seluruh investor perusahaan batubara Indonesia?

Indonesia sebagai salah satu produsen terbesar batu bara dunia tengah menikmati kenaikan harga komoditas. Per tanggal tanggal 24 Mei 2022, indeks harga batubara acuan Internasional telah mencapai $416 per ton.

Tentu kenaikan harga ini memberikan angin segar yang begitu kencang bagi para pemegang saham perusahaan batubara. Dampak dari kenaikan harga tersebut juga sangat positif bila dilihat pada kinerja laporan keuangan dan harga saham perusahaan batubara.

Mungkin pada saat ini rekan-rekan adalah salah satu investor saham batubara yang sedang to the moon! Kami ucapkan selamat atas keberhasilannya untuk mendulang keuntungan di pasar saham.

Tetapi, dibanding senang berlebihan, kami peringatkan untuk tetap waspada dan tidak terlena di tengah euforia.

“Life can catch you off guard. It Smacks you in the face when you least expect it.”

Joan Buchanann

Waspadalah! Waspadalah! Begitu kata Bang Napi di balik jeruji.

Tenang saja, peringatan ini bukan berarti kami sedang memberikan kabar buruk tentang industri batubara. Kami juga tidak sedang memberikan peringatan supply batubara sudah melebihi level permintaan yang dibutuhkan oleh pasar.

Lagipula, kami yakin tidak ada yang benar-benar mengetahui kapan harga batubara akan terkoreksi ataupun kapan harga batubara akan terbang lebih tinggi lagi.

Kami hanya ingin mengingatkan bahwa tugas seorang investor tidak hanya sebatas menganalisis, membeli dan memegang saham selama mungkin. Seorang investor juga perlu untuk mengevaluasi kinerja perusahaan dari waktu ke waktu.

Jika perusahaan yang kita miliki masih memiliki potensi untuk memberi keuntungan, tentu jangan terburu-buru untuk menjualnya. Sebaliknya, jika memang terdapat kejanggalan yang nantinya malah menggerus keuntungan pemegang saham, buat apa kita menahan saham tersebut dalam jangka panjang?

Mari belajar dari salah satu fund manager terbaik pada masanya.

“Selling your winners and holding your losers is like cutting the flowers and watering the weeds“

Peter Lynch

Di tengah kenaikan kenaikan harga komoditas batubara, PT Samindo Resources Tbk (MYOH) menjadi unik untuk dipelajari lebih lanjut.

MYOH merupakan perusahaan investment holding yang menyediakan jasa kontraktor pertambangan batubara. Kami melihat banyak investor yang masih salah karena melihat MYOH sebagai perusahaan tambang batubara.

Fungsi bisnisnya menyerupai bisnis Pick and Shovel yang dimiliki UNTR. Hanya saja, bisnis MYOH hanya menyediakan sekop kepada perusahaan tambang batubara.

Bila melihat kinerja sahamnya, MYOH merupakan salah satu saham yang terdorong naik karena hype yang terjadi pada industri batubara.

Jika kita adalah salah satu dari pemegang saham MYOH yang memanfaatkan peluang pada saat terjadinya pandemi di tahun 2020, emosi kita sudah kepalang senang karena melihat portofolio yang hijau dan naik hampir 80%.

Tetapi dibandingkan merasa senang dan terus berharap kepada hype yang terjadi. Mari kita lihat sedikit bagaimana kinerja fundamental MYOH.

Selama periode 2014-2021, MYOH sukses untuk mencetak ROE yang tidak pernah di bawah 10%. MYOH dapat mengarungi tahun-tahun di mana terjadinya penurunan harga batubara pada tahun 2013-2016.

MYOH kemudian mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada tahun 2018 ketika harga batubara kembali mengalami peningkatan. Dengan naiknya harga batubara yang sekarang begitu tinggi, mungkin saja MYOH akan mengulangi pertumbuhan yang pernah terjadi bukan?

Sayangnya jika kita melihat Topline MYOH, kita akan menemukan penurunan pendapatan yang cukup dalam.

Pada laporan keuangan quartal 1 tahun 2022, pendapatan MYOH bahkan lebih buruk daripada sebelumnya. Hal ini menggerus laba bruto yang sangat kontras perbedaaanya dibandingkan dengan tahun 2021.

Apa yang terjadi dengan MYOH?