Beberapa waktu lalu ramai dibahas mengenai pembangunan smelter oleh PT Freeport Indonesia (PTFI), salah satu perusahaan tambang terkemuka di dunia, dengan menyewa lahan di Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur.
JIIPE sendiri merupakan kawasan terintegrasi pertama di Indonesia, dengan total area 3.000 hektar, yang terdiri dari kawasan industri, pelabuhan umum multifungsi, dan hunian berkonsep kota mandiri.
Sebenarnya, PTFI sudah melakukan perjanjian sewa lahan pertama kali di tahun 2018 dengan jangka waktu selama 20 tahun dan dapat diperpanjang hingga 80 tahun mendatang. Namun, penyerahan lahannya baru dilakukan saat bulan Mei 2019 dengan luas sebesar 103 Hektar yang menghabiskan biaya $7,7 juta.
Dan di tahun 2021, PTFI kembali menandatangani sewa lahan tambahan sebesar 85 Hektar. Tentu ini menjadi angin segar bagi AKRA yang mana pendapatannya sempat melambat cukup signifikan.

Pada periode 2019-2020, pertumbuhan pendapatan AKRA mengalami perlambatan setelah dua tahun sebelumnya tumbuh begitu cepat mencapai lebih dari 20%. Dari 4 segmen bisnis yang dimiliki perusahaan, hanya bisnis kawasan industri lah yang mampu konsisten tumbuh double digit di periode yang sama.
Bahkan, ketika pandemi COVID-19 yang menyebabkan pendapatan dari 3 bisnis AKRA anjlok, JIIPE tetap bisa berkinerja baik dengan mampu tumbuh hingga 21% dibandingkan tahun sebelumnya.
Manajemen AKRA pun sesumbar bahwa nantinya JIIPE akan berkontribusi besar bagi kinerja perusahaan di masa mendatang. Benarkah demikian?
Mari kita bahas!
Yuk Lanjut Baca
INVESTABOOK Insight
Langganan & Akses 250+ Insight Lainnya
Jika sudah berlangganan, kamu bisa login di sini!