Nasib MARK di Tengah Oversupply Sarung Tangan

Pandemi mulai mereda. Pasokan sarung tangan yang dulu langka kini justru berlimpah. Efeknya, penjualan dan laba produsen sarung tangan terjun bebas. Bagaimana nasib MARK di tengah kondisi oversupply sarung tangan dunia?

Bagi kebanyakan pelaku usaha, terkendalinya pandemi adalah kabar baik untuk kembali bangkit dan meraih kinerja keuangan yang lebih baik. Namun, bagi industri sarung tangan, peralihan COVID-19 dari pandemi menjadi endemi berarti perubahan arah angin dari tailwind menjadi headwind.

Top Glove, perusahaan sarung tangan terbesar di dunia, kehilangan 96% laba bersihnya di Financial Year (FY) 2022 yang berakhir pada Agustus 2022. Dari MYR 7,7 miliar di FY 2021 menjadi tinggal MYR 292 juta.

Penurunan laba yang sangat signifikan tersebut berasal dari penurunan volume penjualan sebesar 25%, penurunan harga jual rata-rata sebesar 59%, dan peningkatan biaya produksi di berbagai lini.

Net Profit Margin (NPM) Top Glove terkontraksi bahkan menjadi lebih rendah dari sebelum pandemi.

Salah satu faktor utamanya adalah karena dunia sedang mengalami oversupply sarung tangan.

Sesuatu yang sebenarnya telah diprediksi oleh manajemen Top Glove di laporan tahunan 2020.

With the glove industry bringing lucrative profits, new players are joining the industry and our Chinese counterparts are expanding production capacity aggressively, namely adding 20 billion capacity every year for three years. However, this will prove to be challenging to meet because it will take time to get the production lines up and running and are likely to face issues in raw materials’ procurement. Thus, oversupply of gloves is not likely to happen in the near future due to additional capacities being available from late 2QCY2021 onwards and will roll out on a staggered basis. Thus, we will still see shortages in CY2021; in CY2022, an oversupply of gloves scenario is likely as additional capacities will already be absorbed by the market.”

Laporan Tahunan Top Glove 2020

Kinerja Top Glove di FY 2022 jelas menjukkan bahwa situasi oversupply sarung tangan saat ini lebih parah dibanding yang diekspektasikan oleh manajemen.

Mengapa situasi kelangkaan sarung tangan di tengah pandemi bisa dengan sangat cepat berubah menjadi oversupply? Sampai kapan situasi oversupply ini akan berlangsung? Dan yang terpenting, bagi investor saham di Indonesia, apa dampaknya bagi Mark Dynamics Indonesia (MARK), perusahaan hand former yang merupakan salah satu bagian penting dari supply chain industri sarung tangan?

Yuk Lanjut Baca

INVESTABOOK Insight

 

Langganan & Akses 250+ Insight Lainnya

Jika sudah berlangganan, kamu bisa login di sini!

 

Alfisyahrin

Investor aktif sejak 2018. Suka ngulik data dan mengenali pola sejak kuliah di Sosiologi Universitas Indonesia. Percaya tentang pentingnya kualitas dalam berbagai urusan, termasuk dalam investasi. Sangat tertarik pada titik temu antara keuangan, media, dan teknologi.

Bagikan dan Diskusikan

Telegram
WhatsApp
Twitter
Facebook
0 0 votes
Rating Analisis
Subscribe
Notify of

Insight Menarik Lainnya

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x

Rekap Laporan Keuangan Sudah Terkirim!

Silahkan cek email kamu!