Penjualan Lakban EKAD Anjlok 11% di Tengah Booming E-Commerce, False Tailwind?

Industri e-commerce Indonesia tumbuh 52% pada tahun 2020 akibat pandemi. Namun penjualan lakban EKAD malah anjlok 11%. Ada apa gerangan?

Ekadharma International (EKAD) adalah salah satu emiten yang menjadi favorit long term investor di Bursa Efek Indonesia (BEI). Produsen pita perekat (lakban) merek andalan Daimaru ini memiliki kinerja historis yang relatif konsisten dan dikelola oleh manajemen yang “lempeng” tanpa aksi korporasi aneh-aneh.

Kapitalisasi pasar EKAD yang masih kecil (+ 1 triliun rupiah) juga membuatnya relatif tidak bisa disentuh oleh investor institusi dan big fund. Hal ini membuat EKAD menjadi nampak sebagai saham yang sempurna bagi retail investor yang mencari saham dengan fundamental bisnis yang bagus, manajemen yang bisa dipercaya, dan market multiple (PE dan PBV) yang rendah.

Ada pula yang mengatakan bahwa grafik harga saham EKAD dalam jangka panjang mirip seperti BBCA yang relatif konsisten bergerak ke kanan atas dengan volatility yang tidak terlalu tinggi.

Kinerja jangka panjang EKAD

Dalam sejumlah analisis, EKAD juga dianggap mendapatkan tailwind (efek percepatan) dari pertumbuhan industri e-commerce di Indonesia yang mencapai 74% per tahun sejak tahun 2015, sama seperti bisnis delivery service.

Tailwind adalah angin yang mendorong ekor (tail) pada pesawat terbang, senantiasa membantu meningkatkan laju pesawat.

Istilah tailwind juga dipakai dalam dunia keuangan. Merujuk kepada situasi tertentu (biasanya dalam skala makro ekonomi) yang dapat mengakselerasi laju pertumbuhan penjualan atau laba bersih pada industri tertentu.

Ilustrasi tailwind dan headwind
Materi Quality Investing Course by INVESTABOOK

Namun, ternyata kinerja EKAD pada tahun 2020 memberi cerita yang berbeda. Laba bersih EKAD memang tumbuh 27%, tetapi pertumbuhan tersebut didorong oleh peningkatan margin laba. Karena faktanya, penjualan EKAD pada tahun 2020 justru anjlok 11%. Padahal, pada periode yang sama, karena pandemi COVID-19 dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), nilai transaksi e-commerce di Indonesia meningkat 52%.

Where’s the missing link?

Yuk Lanjut Baca

INVESTABOOK Insight

 

Langganan & Akses 250+ Insight Lainnya

Jika sudah berlangganan, kamu bisa login di sini!

 

Fachry Nuzuli

Investor Saham & Anggota Quality Investor Club (QIC)

Bagikan dan Diskusikan

Telegram
WhatsApp
Twitter
Facebook
0 0 votes
Rating Analisis
Subscribe
Notify of

Insight Menarik Lainnya

1
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x

Rekap Laporan Keuangan Sudah Terkirim!

Silahkan cek email kamu!