Economic Moat DRMA

Berbeda dengan kebanyakan bisnis komponen otomotif di bursa yang biasanya dikenal karena salah satu produk unggulannya seperti filter dari SMSM atau ban yang diproduksi oleh GJTL, GDYR, dan MASA, Dharma Polimetal (DRMA) menyediakan banyak sekali jenis komponen otomotif.

Hal ini jadi kesulitan bagi investor, terutama yang tidak terlalu mendalami dunia otomotif, untuk menilai kualitas bisnis DRMA dan keunggulannya dibanding pesaing atau economic moat.

Salah satu penyebab perbedaan portofolio produk antara DRMA dan emiten komponen otomotif lain adalah perbedaan segmen pelanggan yang disasar.

SMSM dan emiten ban di bursa fokus untuk menjual di aftermarket atau suku cadang pengganti, sedangkan DRMA fokus menjual komponen ke Original Equipment Manufacturer (OEM) atau pabrikan kendaraan, baik roda dua maupun roda empat.

Model bisnis DRMA ini sebenarnya mirip dengan segmen manufaktur AUTO. Bedanya, AUTO juga punya segmen perdagangan yang fokus menjual suku cadang pengganti ke konsumen akhir (aftermarket).

Namun menariknya, DRMA bisa menghasilkan gross profit margin (GPM) yang lebih tinggi dari segmen manufaktur AUTO yang punya skala pendapatan hampir 2x lipat lebih besar.

GPM yang mengukur langsung selisih antara harga jual dan biaya produksi juga menunjukkan bahwa DRMA lebih unggul dari GJTL yang 86% produknya dijual di aftermarket.

Apakah biaya produksi DRMA lebih efisien dari segmen manufaktur AUTO dan GJTL? Atau DRMA punya pricing power yang membuatnya bisa mengenakan harga lebih tinggi ke pabrikan kendaraan?

Apa keunggulan kompetitif DRMA dibanding para pesaingnya?

Mari kita bahas!