#HypeDataCenter
Setelah hype merger bank syariah yang overrated, lalu growth story baterai mobil listrik yang lebih mirip fantasi, hingga saham bank digital yang naik 2000% dan langsung melakukan 2 kali right issue, Mr. Market tampaknya selalu punya cara untuk tampil meyakinkan ketika tema-tema growth story baru diangkat ke media.
Baru-baru ini pun, kita disajikan drama luar biasa yang dikemas dengan tema digitalisasi yang berfokus pada industri data center.
Harga saham salah satu emiten dengan bisnis data center yaitu PT DCI Indonesia Tbk. (IDX: DCII) mengalami kenaikan tidak kurang dari 11.000% sejak awal tahun!
Story serupa juga menjadi stimulan bagi Mr. Market untuk menjustifikasi kenaikan harga saham emiten lain di sektor yang sama. Ada EDGE yang mengalami kenaikan ytd sebanyak 360% dan juga MLPT dengan kenaikan 640% pada kurun waktu yang sama. Insane!
“Memangnya apa bisnis data center ini?”
Pada dasarnya, bisnis data center adalah jasa penyedia “brankas penyimpanan data” online melalui jaringan internet, atau yang kita kenal dengan sebutan cloud computing.
Bisnis data center/cloud masih tergolong baru di ekosistem industri tanah air. Namun sebenarnya segmen ini sudah sangat familiar di kalangan para raksasa tech kelas dunia seperti Google, Microsoft hingga Amazon.
Model bisnisnya pun tidak rumit.
Perusahaan hanya perlu mengeluarkan capex sejumlah “brankas penyimpanan data” yang nantinya akan disewakan secara online dengan sistem subscription.
Kemudahan model bisnis ini membuat industri data center hampir tidak memiliki barrrier to entry.
Sehingga siapapun bisa masuk ke industri ini hanya dengan backing capital yang tidak terlalu demanding.
“Lalu bukankah MTDL sebaiknya segera masuk ke industri data center agar bisa dapat porsi besar pelanggan cloud?”
Mungkin hal ini sangat ditunggu-tunggu oleh beberapa pelaku pasar saat ini.
Menunggu MTDL join the party, terbawa hype yang kita tidak bisa prediksi kapan akan berakhir.
Sudah menjadi tugas kami untuk selalu mengajak anda berdiri menjauh dari crowd. Agar anda bisa mengurangi volume noise didalam kepala. Stay rational.
Bisnis data center, seperti yang sudah kita bahas, adalah bisnis yang tidak memiliki economic moat yang nyata. Pada dasarnya, siapapun bisa bersaing didalamnya. Alhasil, kompetitornya akan menjadi sangat banyak. Sangat sulit membangun skala ekonomi pada model bisnis seperti ini.
Padahal, belum ada bilangan eksak yang menyatakan jumlah demand dari cloud services ini. Namun pada saat yang bersamaan, para supplier cloud services dengan model bisnis data center malah terus bermunculan.
“Tapi sebagai tech company yang sudah senior di BEI, MTDL tetap harus ambil bagian secara langsung, kan?”
Sebenarnya, bisnis cloud services sudah tergabung ke dalam segmen bisnis Solusi & Konsultasi. MTDL pun sudah dapat kue dari segmen cloud services ini.
Namun bukan dengan kepemilikan data center pribadi, melainkan dengan menjadi System Integrator dari prinsipal besar kelas dunia.
Maka dari itu, menurut kami MTDL memang tidak perlu repot-repot berinvestasi ke data center sendiri. Toh, sejak dulu MTDL memang tidak fokus menjual barang/jasa dengan brand sendiri, kan?
Yuk Lanjut Baca
INVESTABOOK Insight
Langganan & Akses 250+ Insight Lainnya
Jika sudah berlangganan, kamu bisa login di sini!